YONEX All England : TAKEAWAY UTAMA DARI SELURUH INGGRIS | BWF INDONESIA

tim minions sewaktu berlaga
Bagikan berita ini

Pertandingan Laga Terakhir sebelum Covid-19 oleh YONEX All England 2020, setelah itu terjadi penutupan dunia olahraga akbat pandemi. All england 2020 merupakan turnamen bulu tangkis terbesar di era sebelum covid-19. Dimana, hadiah yang didapatkan juga fastastis untuk semua kategori. Juga diikuti hampir oleh semua bintang top. Kini protokol kesehatan menjadi aturan yang berlaku, para penonton kembali dikuatkan, dan ada optimisme dari kondisi saat ini. Semangat Kemeriahan ini juga mulai membaik. Terlihat pada pertunjukan berlangsung. Berikut rangkuman kejadian paling signifikan:

Baca Juga: Pendatang Baru Surreau Sizzles

All England: Munculnya Generasi Pemain Baru Indonesia 

Fikri dan Bagas Maulana berhasil merebut gelar ganda putra, apakah terjadi pregantian permian unggulan di ganda putra indonesia? Sebab Muhammad Shohibul Fikri dan Bagas Maulana tampil luar biasa di Birmingham dengan mengalahkan pasangan teratas Hoki/Kobayashi.  Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin juga semakin membaik, hanya kalah tipis dengan pasangan He ji Ting/Tan Qiang. Pasangan Indonesia lain yang masih hitungan adalah Pramudya Kusumawardana/Yeremia Erich Yoche Tacob Rambitan, yang dikalahkan Fikri/Maulana dibabak kesatu. Dilihat secara kasar ganda putra indonesia bermain dengan sangat baik, ditambah dengan penampilan Minions dan the Daddies yang masih bagus.

All England: Viktor Exelsen Yang Tak Terhentikan 

Axelsen berhasil tidak menampilkan celah bagi lawan-lawannya. Sehingga berhasil untuk tidak terkalahkan selama 2 tahun terakhir. Disisi lain team Denmark terkadang belum menang, dari Anders Antonsen, Lee Zii Jia, Loh Kean Yew dan Lakshya Sen. Namun, kekalahkan itu bisa dikategorikan sedikit atau jarang. Sejauh ini belum ada pemain yang mampu mengalahkan soliditas team Axelsen –  secara serang dan bertahan, menurut pengamat Axelsen memiliki konsistensi tinggi untuk menang bagaikan mesin. Setelah kalah pekan sebelumnya di jerman melawan Lakshya Sen, Axelsen tidak menyia-nyiakan peluang lawannya di final All England. Setelah memenangkan 10 dari 15 turnamen terakhirnya (ia mengundurkan diri/pensiun di kejuaran eropa dan perancis terbuka). Axelson memiliki standar yang tinggi untuk di kalahkan.

All England: Muncul Bintang Baru

menjalani tahun yang gemilang. Dalam waktu 4 bulan, Lakshya Sen telah membuktikan menjadi pemain kelas dunia. Kenaikan signifikan seperti ini sangat jarang terjadi. Sen sudah gagal membuat tim India ke leg Eropa di bulan Oktober, namun diundang oleh Axelsen buat menjalankan tugas pembinaan di Dubai. Efeknya dramatis, ketika dia melesat ke semifinal World Tour Finals, mengulangi prestasi itu pada Kejuaraan dunia, memenangkan India Open, serta menjadi runner-up di German Open dan  All England. Korban termasuk Viktor Axelsen, Lee Zii Jia, Anders Antonsen, Anthony Sinisuka Ginting serta Loh Kean Yew. Pemain berusia 20 tahun itu telah menjadi pemain India dengan peringkat tertinggi dan  kemungkinan wajah bulu tangkis India untuk dasawarsa berikutnya Jika beliau terus semakin tinggi.

Baca Juga: Pelajaran Kepemimpinan Pembukaan bagi Rosengren

All England: Kejutan Ganda

.

Ganda putri India selama dasawarsa terakhir intinya memiliki sekitar 3 nama – Jwala Gutta, Ashwini Ponnappa serta Sikki Reddy. Tahun ini meskipun telah melontarkan pasangan baru dengan janji – Treesa Jolly dan  Gayatri Gopichand Pullela. Pasangan ini adalah finalis di Syed Modi International serta memenangkan Odisha Open, tetapi tidak terdapat yang mampu mengantisipasi minggu mereka pada All England. sesudah kekalahan babak pertama berasal juara   India Terbuka Benyapa Aimsaard/Nuntakarn Aimsaard, India beruntung melawan juara   Olimpiade Polii/Rahayu yang mengundurkan diri di game kedua, namun kemudian terjadi aksi pembunuhan raksasa saat mereka mengejutkan unggulan ke 2 Lee So Hee/Shin Seung Chan sehabis menyelamatkan dua match point. Jolly khususnya ialah perpaduan tenaga, membentuk banyak kerusakan menggunakan serangan sengitnya. Meski kalah di semifinal, All England tampaknya akan menjadi yg pertama dari banyak penampilan yg tidak terlupakan bagi duo remaja tadi.

All England: Wanatabe Temukan Kunci

 

Semifinal ganda adonan di All England menampilkan empat pasangan teratas dunia. Yuta Watanabe dan  Arisa Higashino memuncaki podium – mereka mengalahkan juara   dunia Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai pada semifinal dan  kampiun Olimpiade Wang Yi Lyu/Huang Dong Ping di final – dalam tampilan yg adalah iklan fantastis buat ganda adonan. Pertandingan final berlangsung menggunakan intensitas tinggi, dengan Wang/Huang mencari peluang sempit yg mampu mereka manfaatkan. Itu tidak pernah tiba, sebab Jepang membuat pertunjukan yang spektakuler dalam gaya dan  kaya akan niat. Wang/Huang mungkin telah mendaki puncak  pada Tokyo, namun Watanabe/Higashino membentak mereka. Baca lebih mengenai usaha Gabriela and Stefani Stoeva meraih kemenangan